Selasa, 13 Mei 2008

kisah mengubur kuali

KISAH MENGUBUR KUALI

Jika ada jenajah di kubur,itu hal yang biasa,tapi jika yang di kubur adalah kuali,kira-kira bagaimana yach……? Jika alat penanak nasi itu telah rusak orang biasanya langsung membuangnya,tak ada lagi ritual khusus dan tak perlu lagi di kubur seperti anak manusia.

Nach,inilah yang unik, jika ada kisah humor yang sarat dengan pesan khikmah maka salah satunya adalah kisah Udin sebagai bahan renungan bagi yang membacanya dan bias tuk menerapkannya dalam kehidupan yang sementara ini, selamat membaca….

Pada zaman dahulu hiduplah seorang istri dengan suami di sebuah gubuk yang sudah mulai renta , yang mana udin dengan istrinya hendak memasak nasi karena perut sudah keroncongan,sedari pagi perut belum terisi makanan, namun kuali mereka sudah pecah dan tak dapat di pakai lagi karenanya mereka tidak dapat memasak nasi, tersiratlah sebuah usulan dari istrinya untuk meminjam kuali tetangga sebelah dan tampa pikir panjang lagi sang suami meminjam kuali ukuran sedang milik tetangga dan mulailah istrinya memasak nasi serta makan dengan lahapny (alhamdulillah )

Keesokan harinya Udin sadar bahwa tetangganya itu punya supat kikir dan curangdalam segala perkaqra.ia acapkali ingin memperoleh imbalan dari pertolonhgan yang ia berikankepada orang lain.

Udin pun pergi ke pasar dan membeli kuali ukuran kecil , dari pasar ia langsung menuju rumah tetangganya dengan tujuan ingin mengembalikan kuali milik tetanagganyaitu. “ saya kembalaikan kulai yang saya pinjam kemarin, dalam beberapa hari ini kuali milik andan telah beranak satu yaitu kuali kecil ini “ ungkap udin menceritakan.

“kok bisa ?” kata tetangganya.

“Ketika aku pinjam kulai anda sedang hamil besar dan jadi sekarang aku dia melahirkan kuali kecil ini . Sang tetanggapun sangat gembira mendengarnya ia tak mengira kuali yang di pinjamkan kepada udin akan beranak.

Selang bebrapa hari kemudian Udin kembali meminjam kuali milik tetangganya dan tampa pikir panjang lagi tetangganya langsung memberikan kuali kepada udin dengan harapan kualinya akan beranak pinak seperti minggu yang lalu, dengan begitu ia akan memperoleh keuntungan yang berlipat.

Namun sayang tanpa di sengaja kuali tersebut jatuh dan pecah seketika melihat kejadian itu Udin langsung mengambil cangkul dan menggali lubang di belakang rumah serta mengubur kuali tersebut dan memberikan nisan seperti halnya kuburan manusia.

Hari berganti hari minggu berganti minggu sang tetangga tidak memperdulikan kualinya yang berlum di pulangkan tetangganya kerana semakin lama kuali tersebut di tangan Udin akan semakin banyak anak kuali yang di perolehnya.
Namun suatu hari tetangga tersebut merasa curiga jangan- jangan Udin menjual anak kualinya . Kemudian sang tetangga mendatanagi rumah Udin “ Assalamualikum “ sapaan salam tetangga kepada Udin dan di jawab Udin “ Waalaikum salam “ dan mempersilahkan tetangganya masuk. Udin langsung disuguhi pertanyaan : Bagaimana dengan kuali saya apakah telah selesai di pakai ?”

Oh ya sudah “ jawab Udin

“ Lalu di mana sekarang “ tanya tetangga penasaran

“ Innalillahi wainna ilaihi rojiun, saya turut berduka cita yang sedalam -dalamnya kuali anda telah meninggal minggu yang lalu”

“Kok bisa diakan kuali “ tanya tetangga penasaran

‘ Mari saya tunjukkan kuburannya “ ajak udin kepada tetangganya dan mereka menuju kebelakang rumah di sana telah ada gundukan tanah serta nisan yang bertuliskan ‘KUALI’ sang tetanggapun tercengang dan terbengong bengong

‘Kuali ini tak mungkin bisa mati “ debat sang tetangga

“Kalau kemarin – kemarin dia bisa melahirkan kenapa sekarang dia tidak bisa mati , segala sesuatu bisa mati .kita juga akan mati’. Jawab Udin menegaskan

Mendengar penjelasan itu sang tetanggapun pergi dgn tak percaya dan penasaran serta kebingungan, namun apa hendak di kata jika kemarin dia dapat keuntungan justru sekarang kualinya telah tiada .

Nach bagaimana kita dapat memetik hikmah dari kisah kuali ini kan rekan rekan bloger dapat memetik hasil dari kisah ini yang pertama kita harus mawas diri hidup hanya sementara untuk itu jangan terlalu mengharapkan imbalan dari apa yang kita perbuat, kedua mulailah berbenah diri tuk bekal di akhirat hidup yang lebihn bail.

Tidak ada komentar: